Budaya Gong Letor Sadang Bui Bangkit Kembali, Mahasiswa Maumere Kobarkan Semangat Pelestarian Budaya

Fajarinfoonline.com,”Maumere, NTT – Budaya Gong Letor Sadang Bui, yang telah lama vakum dari panggung seni, kini kembali menggema di tengah semangat para mahasiswa pencinta budaya. Kembalinya budaya ini menjadi napas segar bagi generasi muda yang haus akan identitas dan akar budaya leluhur.

Di sebuah sudut kota, tepatnya di Jl. Kelimutu, Gang Kimang Buleng No. 07, kelompok mahasiswa yang dipenuhi semangat nasionalisme memulai langkah membangun “Senin Budaya” sebagai salah satu pilar kebangsaan. Hal ini menjadi respons terhadap semakin rapuhnya kesadaran masyarakat terhadap budaya lokal.

Baca:  Laksus Duga Ada Penyimpangan Proses Lelang Proyek Pembangunan Gedung BTN di Makassar

Wilhelmus Susar, wartawan SuaraHam.com sekaligus pemerhati gerakan Kabinet Merah Putih, menyampaikan harapannya kepada pemerintah untuk memberikan ruang yang lebih luas bagi eksistensi adat dan budaya bangsa. “Kami mohon agar pemerintah memberikan kesempatan spesial terhadap adat bangsa Indonesia dengan tulus dan ikhlas, serta tetap menjaga kelestarian seni budaya dan lingkungan hidup,” ujarnya.

Baca:  Silaturahmi & Buka Puasa bersama diBulan ramadhan 1445 H-2024 M Membangun Hubungan yang Harmonis dengan Sesama

Dalam acara perpisahan sekolah yang berlangsung belum lama ini, sebuah penampilan spesial menggetarkan hati para hadirin. Tarian adat khas Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur, ditampilkan dengan penuh semangat oleh para pelajar cerdas dan kreatif: Frelli, Natalia, dan Fior. Ketiganya dinilai sebagai sosok muda inspiratif yang terus membangun pondasi budaya sebagai landasan kuat bagi generasi bangsa yang berani dan berkarakter.

Baca:  Menteri Dalam Negeri RI Ke Balai Kota Makassar.

Aksi mereka mendapat apresiasi luas dari masyarakat dan diharapkan mampu menginspirasi anak-anak muda lainnya untuk lebih mencintai dan melestarikan budaya lokal.

Kebangkitan Gong Letor Sadang Bui dan semangat para mahasiswa ini menjadi berita utama hari ini—sebuah tanda bahwa harapan untuk kebangkitan budaya masih menyala di tangan generasi muda.

laporan,”Wehelmus Susar

BERITA TERKAIT